Sabtu, 15 November 2008

Malam Pembukaan FCD 2008







Untuk yang ke-9 kalinya Festival Cak Durasim kembali digelar di Taman Budaya Jawa Timur. Festival yang menampilkan beberapa kesenian dari sejumlah wilayah di nusantara itu dihelat sejak 10-15 November 2008.
Sebagai pembuka pada festival itu adalah Tari Blantek dari Bekasi. Tarian rakyat itu mengisahkan tentang bagaimana pergaulan para remaja, antara pria dan wanita di dalam kehidupan sehari-hari. Tari Blantek biasanya digelar ketika musim panen tiba atau pada acara selamatan pernikahan.
Kenjet Lasan menjadi peserta festival kedua yang tampil pada malam itu. Tarian etnik yang berasal dari Kalimantan itu menceritakan tentang Enggang, satwa elok nan jelita yang mulai berangsur punah akibat perburuan liar yang kian merajalela. Tak jarang peperanganpun pecah demi mendapatkan bulu atau memakan daging si Enggang.
Disusul kemudian tari selamat datang yang menggambarakan eksotika dan kemashuran pulau Borneo. Njara Humba Matamba Savana menjadi peserta ketiga pada acara malam pembukaan FCD 2008 itu. Tarian ini adalah tarian tentang kuda liar dari padang Savana, Sumba, yang telah lama menjadi simbol kewibawaan, kekuatan, keperkasaan dan kelincahan etnis Sumba di Nusa Tenggara Barat. Kuda liar Sumba merupakan kebanggaan masyarakat Sumba pada umumnya, terutama bagi para bangsawan Sumba.
Dan sebagai penutup pada malam pembukaan FCD 2008 adalah penampilan ludruk lawakan Kartolo cs dari Taman Budaya Jatim. Meski sempat diguyur hujan deras, namun tidak menyurutkan semangat para penonton untuk terus menyaksikan keunikan dan keragaman seni budaya nusantara.

Minggu, 09 November 2008

Tetap Bertahan

Menunggangi sapi karapan tentu bukanlah pekerjaan yang mudah. Seorang joki disamping harus konsentrasi dalam mengendalikan laju pasangan sapi, secara bersamaan pula ia musti menjaga keseimbangan tubuhnya saat berdiri di atas kereta kayu yang telah dipasang di antara pasangan sapi. Dan apapun yang akan terjadi saat sapi-sapi itu melaju di lintasan, seorang joki akan berusaha bertahan, meski nyawa sang joki mungkin bisa jadi taruhannya.